Selasa, 18 Desember 2012

postheadericon Siapa bilang sudah tidak ada yang peduli?


Hmm.. Budaya?

Mungkin menurut kalian ini adalah kata yang sudah dibilang absurd di zaman teknologi seperti  sekarang. Tapi sebenarnya masih banyak loh orang-orang yang peduli, hanya saja wawasan kita kurang luas sehingga kita kurang tahu akan itu.

Gak percaya? Nih contohnya..

1.       Jogja Hip-Hop Foundation dengan  lagunya “Jogja Istimewa”

Nah.. Band yang digawangi Jahanam, Rotra, dan Kill the DJ, sekelompok anak-anak Jawa yang  mampu mengakomodasi kru-kru hip-hop di Yogyakarta yang berbahasa Jawa. Mereka berdiri di persimpangan antara budaya style. Mereka sanggup mengkolaborasikan budaya jawa dengan lagu hip-hop nya yang khas. Alhasil mereka dulu bisa menjadi icon iklan untuk perusahaan intel dengan hip-hopnya. Keren kan?

2.       Komunitas wayang beber metropolitan di Jakarta

Kalau tadi di Yogyakarta, mari sekarang kita berpindah ke Jakarta. Di antara hiruk-pikuknya ibu kota dan orang-orangnya yang sudah dibilang ‘trendy’ dengan acuan style baratnya. Ternyata masih ada juga loh yang peduli akan budaya. Salah satunya Komunitas wayang beber metropolitan yang mencoba mempertahankan Budaya wayang beber yang nyatanya hampir punah. Tapi kemasan wayang beber yang di suguhkan jauh dari kesan tardisional, kuno dan membosankan. sebab cerita yang di bawakan sudah di modifikasi sedemikian rupa, dan lebih modern.

3.       Saung Angklung Udjo

Angklung? Ya pasti Saung Udjo lah tempatnya. Disinilah tempatnya pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari angklung.


Selain dari itu ada juga loh mereka yang memodernisasikan budaya lokal dengan menggunakan perangkat komputer, seperti ini...

1.       Gamelan Online

Tau dong alat musik gamelan? Mungkin sekarang sudah sangat susah kita menemukan alat musik ini. Kecuali kita datang ke sanggar-sanggar seni yang juga sudah jarang sekali ada di perkotaan. Nah ternyata ada juga mereka-mereka yang mengembangkan gamelan ini secara virtual, mereka membuat animasi flash dan menerapkannya di web mereka. Sehingga memudahkan kita untuk bermain gamelan dimana saja.

2.       Klungto Mobi

Ini dia nih contoh angklung yang digabungin dengan teknologi. Dan tau gak? Ini adalah salah satu karya alumni SMKN 4 juga loh. Dengan alat ini kita bisa memainkan angklung dengan menggunakan gadget kita. Ini mungkin bisa dibilang contoh kongkrit dari penggabungan teknologi dan budaya. :D

Tuh kan masih banyak orang yang peduli terhadap budaya kita?

"Orang muda sudah pasti mengikuti lingkungan sekitarnya."
Apabila kita telaah dari pernyataan di atas, ya mungkin ada benarnya juga. Kita gak bisa terus-terusan bertahan dengan budaya lama kita yang kuno, tapi bukan berarti kita juga harus melupakannya. Lah kan kita masih bisa menggabungkan budaya ‘kuno’ kita dengan modernisasi zaman. Mungkin itu akan menghasilkan hal yang lebih positif seperti para tokoh-tokoh tadi.

Kalau dengan teknologi kita bisa semakin modern dan canggih, tapi dengan budaya kita akan semakin indah dan berseni. Siapa bilang budaya lokal itu kuno? Masih banyak mereka yang peduli tanpa kita tahu.

Budaya itu wajib kita pertahankan karena itu warisan dari kakek buyut kita, tapi teknologi juga kita tidak bisa menyingsingkannya karena itu adalah hal yang sudah wajib kita miliki di zaman ini. Nah, daripada kita harus memilih salah satu dari itu, lebih baik kita menggabungkan antara keduanya, yaitu teknologi dengan budaya.

Culture with IT? Why not?  :)